Agen BandarQ Terbesar Agen BandarQ Terbesar Agen BandarQ Terbesar Agen BandarQ Terbesar

Cerita Panas | Ajak Ngeseks Sahabat Akibat Nafsu



Cerita Panas - Nani (bukan nama sebenarnya) merupakan teman karibku yg tinggal sekamar denganku yang saat ini entah berada dimana, lantaran sejak kami lulus sarjana 15 tahun yg lalu, kami tidak pernah bekerjasama lagi, dan gampang mudahan membaca cerita ini sekaligus menjadi nostalgia beserta. ada suatu hari Nani pulang dari kuliah. Seperti umumnya tanpa ketuk pintu beliau pribadi masuk ke kamar. Ketika itu aku  terbangun dari tidurku. Nani pribadi mencopot sepatu & membarui pakaiannya dengan celana pendek dan tshirt yg ketat. Dia memang tampak sexy menggunakan sandang itu, butir dadanya tampak membusung, ditambah wajahnya yg anggun, saya konfiden poly laki-laki  yg menyukainya.Dia tibatiba mengambil sesuatu dari pinggir bantal yg kupakai, aku  terkesiap waktu mataku melirik barang yg baru diambilnya. Jantungku hampir copot cita rasanya.
Lin, ini punya siapa..? Matanya melotot, mulutnya terbuka penuh kekagetan.

Agen Domino 99 Terpercaya 


Aku nir bisa menjawab, aku  masih mencoba menenangkan hatiku. Di ujung jarinya masih dipegangnya kondom bekas pakai yg ujungnya masih berisi cairan putih.M emang ini kecerobohanku, umumnya sesudah melakukannya selalu kubungkus tissu dan kusimpan di tas atau lemari. Tapi kali ini saya ketiduran sebagai akibatnya lupa mengamankan benda berharga itu.
Dengan pacarmu..?
Aku hampir mengangguk, tetapi mulutku berbicara lain, Oom Pram.. Jawabku pendek.
Oh.., hebat sekali engkau , ceritain dong, saya pikir kamu alim, sungguh mati saya nggak nyangka kalau kamu juga udah pinter. Kamu curang, aku  selalu jujur & cerita apa adanya sama engkau . Eh nggak taunya pengalamanmu lebih hebat dariku. Nani terus menerocos sembari merebahkan tubuhnya pada sampingku.

Sudah berapa kali engkau  sama Oom Pram..?

Aku memaklumi protes & rasa penasarannya, karena Nani selama ini selalu terbuka denganku. Dia selalu menceritakan hubungaan sexnya menggunakan pacarnya sedetildetilnya, menurut ukuran penis sampai posisi pada ketika melakukannya. Sedangkan aku  sama sekali tidak pernah menceritakannya karena rasa malu, lantaran kulakukan justru nir menggunakan pacarku tetapi menggunakan lakilaki yg seumur dengan pamanku.

Sejak ketika itulah saya mulai menceritakan aktifitas sexual kami kepadanya, aku  ceritakan bagaimana pengalaman pertamaku yang tanpa rasa sakit & tanpa darah, bagaimana Oom Pram mengajariku & membimbingku dengan penuh kesabaran. Dan kuceritakan juga bagaimana induk semangku itu begitu perkasanya pada atas ranjang, bahkan beberapa kali aku  mengalami orgasme lebih menurut satu kali. Pernah suatu kali saya ceritakan pengalaman yang nir kulupakan sampai kini   (sekarang aku  telah mempunyai dua orang anak yg sudah besarbesar), yaitu ketika kami hanya berdua, aku  & Oom Pram bercinta pada atas sofa ruang tamu. Sungguh pengalaman yang fantastis.

Dia duduk bersandar ke sofa, sedangkan saya dalam posisi duduk atau lebih tepatnya jongkok di pangkuannya menghadap ke arahnya, kelamin kami menjadi satu, saling mengisi, saling menggesek dan menekan, menjepit dan menggoyang. Dan interaksi intim kami akhiri menggunakan rintihan panjangku pada pojok karpet di bawah meja tamu. Sungguh pengalaman yang sangat hebat. Sampai sekarang pun saya selalu mengkhayalkannya & mengimpikannya.

Hingga suatu ketika Nani mengusulkan seuatu yang membuatku termenung. Memang dalam awalnya usulannya masih bersifat gurauan, namun akhirakhir ini beliau semakin mendesakkan kemauannya. Bahkan sambil bergurau dia mengancam akan membeberkan kisahku ini ke pacarku. Aku butuh ketika seminggu untuk menimbangnya, saya belum rela buat membuatkan cinta menggunakan kawanku ini, tetapi lamalama saya tergelitik, apalagi Nani selalu membujuk dan mengkhayalkan keindahannya bagaimana jika kami melakukan hubungan sex bertiga. Dan akhirnya aku  pun menyetujuinya.

Seperti yg sudah kuduga sebelumnya, Oom Pram tidak keberatan menggunakan gagasan ini. Dan dipilihnya ketika yang paling sempurna, yaitu waktu istrinya sedang mengunjungi orang tuanya di Jawa Tengah. Dan tempat yg telah disepakati merupakan di kamar tidurnya bukan pada kamarku. Kamarnya terdapat pada tempat tinggal   induk, sedang kamarku ada di Paviliun yang memang disediakan buat indekost. Sekitar jam sembilan malam, waktu sahabat kost lain telah masuk kamar masingmasing. Aku pun masuk ke kamar Oom Pram tanpa satu orang pun yg melihat. Oom Pram yg telah menunggu sembari nonton TV pada kamar menyambutku menggunakan dekapan & ciuman yang hangat. Kuedarkan mataku keliling kamar, sebuah kamar yg luas, latif dan bagus, kamar yang nir kalah menggunakan sweet room di hotel berbintang 5. Inilah pertama kali saya melihat kamarnya, diamdiam kukagumi taste istrinya dalam menata kamar yg begitu indah & bagus.

Tidak berapa lama   kemudian Nani tiba menyusul, terlihat kecanggungannya, hilang sifat lincahnya. Kubimbing beliau ke arah Oom Pram. Oom Pram memeluk Nani dan mencium pipinya. Kecanggungan dicairkan sang Oom Pram menggunakan obrolan ringan dan gurauan kecil. Karena kulihat baik Oom Pram juga Nani masih sungkan buat melakukannya, maka aku  pun berinisiatif buat memulainya. Kubimbing Oom Pram ke loka tidurnya yg sangat luas, kucumbu & kucium dia. Kami berciuman, saling mengelus relatif usang dan birahiku mulai naik saat tangannya meremas dengan lembut butir dadaku. Kulihat Nani masih duduk pasif di ujung tempat tidur memperhatikan kami. Kulepas pelukanku & kutarik tangan Nani ke arah kami, & beliau segera masuk ke dalam rengkuhan Oom Pram.

Walaupun birahiku telah mulai bangkit, namun kugeser posisiku buat memberi kesempatan pada Nani menikmati ciuman dan belaian Oom Pram. Nani terlihat sangat bernafsu, apalagi ketika butir dadanya yg sexy diremasremas sang Oom Pram. Tubuhnya menindih tubuh Oom Pram menggunakan posisi miring memberi kesempatan buah dada kirinya buat diremas, dua belah pahanya menjepit paha kanan Oom Pram, bahkan berdasarkan gerakan pinggulnya saya konfiden Nani sedang menggesekkan selangkangannya pada paha Oom Pram. Kuhampiri Nani, kubuka resleting di punggungnya, beliau menghentikan kegiatannya buat menaruh kesempatan aku  melepas pakaiannya, & pada sekejab dia telah telanjang bulat, seperti diriku beliau juga tidak mengenakan BH maupun CD. Tubuhnya memang indah dan saya selalu mengagumi tubuhnya itu, lantaran menjadi sahabat sekamar, saya sudah terbiasa melihat kepolosannya itu. Hanya terdapat satu hal yang belum pernah kulihat, yaitu bibir bawahnya tampak sedikit membengkak dan warna kemerahan membayang di pulang rambut kemal
uan yg tidak terlalu lebat.

Oom Pram segera meraih ke 2 buah dadanya buat mencium sekaligus meremasnya, Nani tampak menikmatinya & membiarkan seluruh tubuhnya dinikmati sang Oom Pram. Tangannya kulihat mulai mengelus pangkal paha Oom Pram yg masih terbungkus piyama. Aku sebenarnya sangat terangsang dengan adegan itu, apalagi waktu mereka berdua sudah tanpa busana , dan percintaan mereka makin seru dimana dalam posisi tidur telentang pada tengah tempat tidur yang harum & mewah. Oom Pram mempermainkan kelamin Nani dengan pengecap & bibirnya, sedangkan Nani setengah jongkok pada ketua Oom Pram merintihrintih keenakan sembari menunduk melihat kemaluannya yang sudah makin membengkak. Kulepas pakaianku, kurasakan buah dadaku sudah mengeras & vaginaku telah terasa basah. Kudekati penis Oom Pram yang tegak berdiri menggunakan kepala yg mengkilat, dilingkupi oleh otot yg kebirubiruan, sebuah pemandangan yang bagiku sangat indah. Kugenggam btg penisnya, kadang kukecup ujung penisnya. Tidak misalnya umumnya, kali ini aku  nir berani memainkannya s
eperti yang disukainya. Aku nir menelusuri otot batangnya menggunakan lidahku, nir jua menyedot misalnya menyedot es lilin saat aku  masih kanakkanak. Lantaran aku  sadar, bahwa bepergian masih panjang. Kali ini beliau akan bercinta dengan dua orang wanita muda yang sedang haushausnya. Aku takut beliau akan selesai sebelum waktunya.

Ketika Nani mengerang makin keras, & mobilitas pinggulnya terlihat makin tidak terkendali, Oom Pram segera mengakhiri permainan. Dia bangkit dan membimbing Nani buat rebah pada sampingnya berbantal lengan kirinya. Direngkuhnya saya, sembari mencium bibirku tangan kanannya merangkulku dan mengelus punggungku. Kunikmati permainan lidahnya, kadang lidahnya menjalar dalam mulutku, kadang lidah kami saling beradu. Kubiarkan tangan Nani saat berdasarkan posisinya beliau mejulurkan tangan buat ikut meremas buah dadaku, karena menambah kenikmatan yg kurasakan. Bahkan saat dia bangkit dan jarinya menyibak bukit kemaluanku yang sudah basah, saya malah merentangkan kedua belah pahaku lebarlebar. Aku sama sekali nir merasa risih, bahkan sebenarnya aku  ingin dia melakukan lebih menurut mengelus klitorisku. Aku ingin bibir Nani yang sensual itulah yg melakukannya. Tapi itu nir dilakukannya.

Oom Pram bangkit berdasarkan posisi tidurnya, menurut mobilitas & sikapnya aku  segera memahami bahwa dia sudah akan menyudahi pemanasan yg bagi kami terasa sangat lama   dan menyenangkan, walaupun sebenarnya Nani telah memintanya sejak tadi. Aku memberi kesempatan Nani buat melakukannya terlebih dahulu, dia telah pada posisi telentang menggunakan kaki yg ditekuk dan kedua belah paha terbuka lebar, sehingga dua bukit kemaluannya terbelah menggunakan menampakkan semburat magma merah menurut celahnya. Sebuah pemandangan yang sangat latif, sebuah tubuh putih yang mengkilat karena keringat, butir dadanya yg padat pinggang yg ramping. Mata Nani memandang sayu ke arah Oom Pram yang telah berada di depannya siap melakukan tugasnya.

Baca Juga : Cerita Panas | Selingkuh Dibelakang Suamiku


Oom Pram masih menjelajahi tubuh latif itu menggunakan matanya sambil tangan mengelus paha Nia, tubuhnya masih kelihatan kokoh. Aku tak pernah bosan memandang, entah sudah berapa kali aku  menjamah dan menikmati tubuh lelaki itu. Aku lah yg tak sabar melihat adegan sejoli ini berlamalama, kuraih penisnya dan kutuntun ke arah lubang kaldera yg merah menyala. Nani sedikit mendongakkan ketua ketika ujung kemaluan Oom Pram mulai masuk ke vaginanya, mulutnya mendesis lembut. Apabila sedang bercinta denganku, Oom Pram selalu memulai menggunakan tidak memasukkan penuh, tetapi hanya kepalanya saja, kemudian menancapkan berkalikali ke arah atas pada belakang klitoris, memutar & menggoyangnya. Demikian jua yang dilakukan pada Nani, kocokan ringan itu membuat Nani makin mendesisdesis, disertai sapuan lidah pada bibirnya sendiri. Lututnya terlihat berkecimpung membuka dan menutup kadangkadang pinggulnya diangkat mencoba menenggelamkan btg yang mempesona itu, namun selalu gagal. Aku nir dapat menahan diri, tanganku kurema
skan ke buah dada Nina yg bergoncang lembut, bahkan lamalama jari tanganku mengeluselus klitoris Nani yang tidak lagi mendesis tetapi sudah merintihrintih.

Oom.. Tambahkan yg pada.., sampai habis..! Dia menghiba sembari tangannya menekan pantat Oom Pram. Dan dia merintih panjang ketika penis Oom Pram menancap makin pada sampai ke pangkalnya.

Kulihat di depan mataku sepasang insan sedang malakukan persetubuhan, sang perempuan   sembari mendekap pasangannya, mulutnya merintih & mendesis. Sang lelaki menggunakan tubuh yg berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas ke bawah, kadang desis kenikmatan jua terdengar menurut mulutnya. Sesekali sang lelaki menggunakan mata penuh nikmat menatap kosong kepadaku. Aku mundur saat Nani mulai liar, kakinya mendekap tubuh Oom Pram dengan kencang, pinggul diangkat ke atas seakan ingin menyatu dengan lawan mainnya, dagunya mendongak disertai lenguhan panjang, Aaahh.. Detikdetik latif Nani telah lewat, beberapa ketika Oom Pram masih menindih di atas tubuhnya, dibelainya rambutnya dan dicium lembut bibirnya. Sebenarnya dalam saat yg sama vaginaku sudah berkedut nikmat, aku  sangat terangsang penuh ereksi, akan tetapi saya masih harus besabar beberapa mnt buat memberi kesempatan Oom Pram merogoh nafas. Walaupun aku  tahu niscaya bahwa dia belum berejakulasi.

Aku segera turun berdasarkan tempat tidur, kuambil tissue dan kondomku, kubersihkan dengan hatihati penisnya yang basah kuyup sang lendir Nani. Kusarungkan kondom berwarna merah jambu pada kemaluannya. Beda dengan Nani yang nir menyukai memakai indera itu, beliau lebih menyukai pil KB yang diminumnya secara rutin, karena hubungannya dengan pacarnya. Kulihat Oom Pram sembari telentang memperhatikan apa yg sedang kulakukan, mulutnya medesis penuh nikmat waktu penis yang sudah bersarung itu kukulum dan kusedot. Dalam nafsuku yg zenit itu, saya merasakan nir perlu lagi pemanasan, aku  segera memposisikan diri jongkok pada atasnya, kamaluan kami telah berhadapan nyaris menyentuh. Aku masih sempat bermain pada luar sebentar, sebelum semuanya kumasukkan sampai ke dasar dinding rahimku. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya, kuhisap mulutnya.

Kukerutkan otototot pada dalam vagina buat mencengkeram penisnya. Bersamaan dengan itu kuputar pinggulku sambil kutarik ke atas sampai ke leher kemaluannya. Kemudian dengan cara yang sama kulakukan dengan arah ke bawah, & kulakukan berulangulang. Ia mengelus & meremas bokongku, pinggulnya menyodok vaginaku berdasarkan bawah menggunakan irama yg telah sangat harmonis. Posisi ini merupakan posisi favoritku (hingga kini  ). Buah dadaku terhimpit di dadanya, perutku menggesergeser perutnya dan desis kenikmatan kami semakin menyatu. Kurasakan gesekan otot dan kulit penisnya pada pada vaginaku, rasanya enak sekali, kepala penisnya yg akbar yg menyodoknyodok dinding rahimku makin menambah kenikmatan yg kualami. Bagian pada vaginaku berkedut makin pada. Aku melenguh panjang, kutepuk pundaknya & ia segera mengerti buat menghentikan kocokannya. Sementara aku  pula menghentikan gerakanku & meikmati kedutan yg merambah jaringan kemaluanku. Aku mengalami orgasme ringan, aku  nir ingin permainan cepat selesai, baru 5 belas
menit kami bersetubuh, umumnya saya tahan usang sekali. Mungkin lantaran aku  menonton dan terlalu meresapi permainan Nani tadi.

Aku masih menumpuk pada atas tubuh Oom Pram, kemaluannya masih terjepit dalam sekali di dalam kelaminku yg masih menjalar rasa nikmat.

Oom.., enak sekali. Aku pengen usang. Lamaa sekali..! Kucium pipinya & kudekap tubuhnya.

Dan ketika beliau mulai mengocokku dengan ringan dari bawah, segera kutepuk kembali pundaknya, Aaah, jangan dulu Oom.., Lani belum turun..

Kurebahkan kepalaku di samping kepalanya, kudekap tubuhnya yang kekar, kuluruskan kakiku sehingga paha kami saling melekat, menggunakan posisi ini aku  merasa sebagai satu dengannya. Kemaluannya masih tetap di pada tubuhku.

Wajahku berhadapan dengan paras Nani yg semenjak tersebut menonton pertunjukan kami, tangan kirinya meremasremas butir dadanya sendiri, sedangakan tangan kanannya menggosokgosok klitorisnya. Nani sudah mulai bangkit lagi nafsunya, wajahnya menampakkan kenikmatan mansturbasinya. Menit berikutnya Oom Pram sudah menggulingkan tubuhku ke samping tanpa melepaskan kesatuan kami. Dan dalam sekejap tubuh yg mengkilat oleh keringat telah dihadapanku menggunakan posisi push up, kedua tangannya berada pada samping tubuhku, ke 2 kaki lurus dan merapat. Penisnya sangat akbar & keras masih terasa menekan pada lubang kenikmatanku. Kulipat kakiku & kubuka lebarlebar pahaku, lantaran aku  tahu bahwa Oom Pram akan segera mengadukaduk isi kelaminku menggunakan alatnya itu. Aku sudah siap buat dipuasinya, dan saya pun siap buat memberikan peyananku. Dia mulai menarik pelanpelan penisnya, kuimbangi menggunakan remasan otot vagina, kurasakan nyeri kenikmatan dari bawah tulang kemaluanku. Aaahh.., saya mulai mendesis, kuputar pingg
ulku, & kuremasremaskan dan kusedot habis kemaluannya, saya merintih nir tahan, Oom Pram mendesis.

Aku dipompa menggunakan putaran ke kanan kadang ke arah kiri, kadang diulir kadang ditancap lurus ke bawah. Rasa geli dan desiran nikmat makin merambat pada semua kemaluanku. Kakiku telah terangkat tinggi menggapit pinggangnya, pinggulku selalu melekat erat menggunakan pinggulnya. Pangkal kemaluan kami saling melekat, klitorisku bergetar hebat. Oom Pram mendekapku erat, diciumnya bibirku, nafasnya sudah memburu, kocokan penisnya menghujam menggunakan kencang & pada, bersamaan menggunakan itu kedutan dahsat pada lubang kemaluanku. Dia sudah memancarkan spermanya. Bersamaan menggunakan itu kulepas juga keteganganku. Kutahan jeritan kenikmatanku.

Oom Pram.., oh..

Aku tergolek lemah di samping Nani yang sedang menuju titik puncak dalam mansturbasinya. Malam yang latif yang sampai kini   pun aku  sering melamunkannya.

Bagi kalian yang suka dengan cerita yang telah di post Lendircafe yuk sama-sama bantu, tidak ada salahnya buat mendaftarkan diri di Hondaqq.com , supaya adminya semangat buat post terus di situs Lendircafe tunggu apa lagi ? Yuk daftar 🙂




Tidak ada komentar