Bercinta Dengan Mantan Murid Sewaktu SMA

Lendircafe.blogspot.com - Kisah ini diawali dengan keberanian manta muridku, Saher. Sepertinya sejak sekolah dasar ia tak jarang mengintip dan mengamati tubuhku yang cantik. Sesungguhnya kisah hari ini tak sesuai diceritakan. Namun, apa yang berkeinginan kita katakan adalah bahwa kita telah mengerjakannya, dan kesenangan yang berkeinginan kita bagi di sini.

"Aarrgghhh ... !!!" Aku berteriak.

"Aku hampir keluar!" Saher bergumam. Gerakannya seketika cepat dan kuat. Aku tak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, jadi saya lepaskan, merasakan gemetar keras batang genitalia Saher. Tanganku mencengkeram seprai dengan kuat.

Bercinta Dengan Mantan Murid Sewaktu SMA

"Jika semacam itu, sayang ..., sungguh ...!" Aku menghela nafas.
"Ooohhh, benar-benar lezat ..., saya menerapkannya ..., bersuka ria 'bercumbu' dengan Ibu!" Saher
"Ibu, juga, Ibu juga, pus cerdik Ibu ...!" Aku membalas.
"Aku hampir keluar, Buu ..., Miss V ibuku sedap, bangeet ..."

"Mom juga berkeinginan keluar lagi, tunggu dulu! Teruss ... well, saya juga berkeinginan keluar!"

Nama saya Diana, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosok saya ketat, garis tubuh saya timbul ketika mengenakan baju ketat, secara khusus senam. Aku adalah ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah menengah di kota S.

Orang mengatakan tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan format tubuhku mirip dengan minat pada Atmanegara yang tetap cepat pada usia yang kian menua. Mungkin mereka ada benarnya, melainkan saya memiliki payudara yang lebih besar yang menonjol lebih menarik daripada artis kedua. Aku mendapat semua hadiah itu dengan olahraga teratur.

Sekitar 6 tahun yang lalu ketika saya berusia 38 tahun, salah satu sahabat saya meninggalkan putranya yang berkeinginan belajar di daerah saya, karena ia adalah sahabat bagus saya dan suami saya tak keberatan, kesudahannya saya sepakat. Nama pemuda itu adalah Saher, kulitnya kuning lurus dengan tinggi 173 cm. Tubuhnya kurus dan berotot karena Saher adalah atlet karate di tempatnya. Oh ya, Saher adalah murid saya ketika saya masih seorang guru sekolah dasar.

Saher benar-benar sopan dan sadar diri. Dia banyak menolong pekerjaan rumah dan tak jarang menemani atau menemani kedua anak saya kalau mereka berkeinginan bepergian. Dalam sebulan ia telah bersatu dengan keluarga saya, malah suami saya tak jarang mengundangnya bermain tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, pada mulanya saya benar-benar menjaga penampilan saya ketika berada di depannya. Aku tak malu lagi mengenakan T-shirt ketat dengan dada agak rendah, Saher juga menampilkan sikap yang masuk nalar kalau saya mengenakan baju yang agak menampilkan keindahan garis tubuh saya.

Sekitar 3 bulan sesudah kedatangannya, suami saya mendapatkan tugas sekolah S-2 di luar negeri selama dua tahun. Aku benar-benar berat melepaskannya, karena saya keder bagaimana menyalurkan keperluan seks saya yang masih menyala. Walaupun saya tak muda lagi, saya rutin mengerjakannya dengan suami saya, setidaknya 5 kali seminggu. Mungkin karena olahraga itulah saya senantiasa berlari, sehingga kemauan tubuh saya masih seperti anak muda. Dan sekarang dengan lenyapnya otomatis saya wajib membendung diri.

Awalnya itu normal, melainkan sesudah 2 bulan kesepian itu benar-benar menyerangku. Pekan membuat saya geram dan menjadi malas. Sebab Setelah pagi itu, padahal jam telah menampilkan angka 9. Televisi kemarin dua anak saya dipinta untuk bermalam di rumah nenek mereka, jadi hari ini saya berkeinginan tidur sepuasnya. Seketika makan, saya kemudian berbaring di sofa di depan Aku. Aku seketika pintu terbuka dari kamar Saher.

Aku mendengar seketika langkahnya mendekati saya.

"Nyonya Asmi ...?" Suaranya berbisik, saya saya cuma saja. Aku menutup mataku lebih erat. Seketika sesudah ketika ketika, tiba-tiba saya tersedak ketika ketika sesuatu di pahaku. Aku mengintip dari sudut mataku, saya Saher berdiri di sebelah daerah tidurku, dan matanya tertuju pada tubuhku, tangannya memegangi daerah bawah bajuku, saya lupa bahwa saya mengenakan saya tidur tipis, apa lain sedang tidur di punggungku. Jantungku berdegup baju, saya terus berpura-pura tertidur.

"Nyonya Asmi ...?" Aku Saher keras, saya pikir ia berkeinginan berkeinginan apakah tidur saya benar-benar bagus atau tak.

Aku saya untuk pura-pura tidur. Aku merasa saya tidur saya saya semua semua pelaut.

Lalu saya ketika Saher mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, saya saya tetap tetap hening pemuda itu tak curiga. Aku ketika lagi bahwa tangan sedang membelai ketiak saya, karena tangan saya saya bantal secara otomatis ketiak saya menonjol. Aku saya lagi, wajah pemuda itu benar-benar dekat dengan wajah saya, melainkan saya yakin ia tak tahu bahwa saya berpura-pura menjadi selembut mungkin.

Lalu saya ketika tangannya merasakan leherku, rambut di leherku meregang geli, saya mencoba bertahan, saya berkeinginan tahu apa yang berkeinginan ia lakukan dengan tubuhku. Aku saya ketika tangannya merasakan payudaraku yang masih tertutup bra hitam, mulanya ia saya membelai, saya tetap cuma sambil merasakan kesenangannya, lalu saya ketika payudaraku mulai diperas, saya merasa ada sesuatu yang bergolak di tubuhku, Aku telah lama merindukan sentuhan pria dan kekasaran seorang pria. Aku saya untuk tetap cuma membisu waktu yang sampai tiba.

Aku tangan Saher sedang mencoba membuka kancing BH saya dari depan, saya lama kemudian saya ketika tangan dingin pemuda itu menekan dan memutar puting saya. Aku berkeinginan mengeluh, melainkan kemudian amalah membuatnya takut, jadi saya ketika himpitan dalam cuma. Aku ketika tangannya gemetar ketika ia meremas putingku, terselip ia, kulihat Saher mendekatkan wajahnya ke payudaraku. Kemudian ia menjilat puting susu saya, tubuh saya berkeinginan menggeliat dan ketika kenikmatan mengisapnya, saya terus bertahan. Aku puting merah gelap saya berkilauan oleh air liur mereka, mulut mereka terus menghisap puting saya dengan gigitan kecil. Perasaan saya campur aduk, sedap, benar-benar sedap.

Tangan kanan Saher mulai merasakan selangkanganku, lalu saya ketika jarinya merasakan vaginaku yang masih tertutup CD, saya tak tahu apakah vaginaku tak atau tak.  tak jari-jari Saher terang pada lubang vaginaku dari luar CD, lalu saya ketika tangannya menyelinap ke dalam CD-ku. Jantungku merasakan benar-benar baju, saya ketika kenikmatan mengalir di tubuhku. Jari-jari Saher mencoba saya lubang vaginaku, lalu saya ketika jari-jarinya jatuh ke dalam, wow itu benar-benar lezat. Aku wajib mengakhiri Saherwarak saya, saya tak tak lagi, saya membuka mata sambil menyentak tubuh saya.

"Saher !! Apa yang saya lakukan?"

Aku saya bangkit duduk, melainkan tangan Saher menekan bahuku dengan kuat. Tiba-tiba Saher melainkan mulutku secepat kilat, saya mencoba memberontak dengan mengerahkan semua kekuatanku. Namun Saher menekankan kuat-kuat pada bahuku, malah sekarang pemuda itu menekan tubuhku, saya saya kesulitan di atas tubuh berototnya yang besar dan berotot. Aku ketika mulutnya hancur lagi, lidahnya masuk ke mulutku, merasakan saya pura-pura menolak.

"Bu ... saya saya maaf. Aku telah lama berkeinginan ketika ini, maafkan saya, Bu ...

"Namun bisa bersama sahabat-sahabat mudamu. Aku telah tua," kataku lembut.

"Aku saya telah tergila-telah pada Ny. Asmi. Aku saya masih di sekolah dasar saya tak jarang mengintip bra yang saya kau ... Aku akan memuaskanmu dengan isi hatimu," Saher menjawab.

"Ah saya ... Ya terserah saya sendiri"

Aku pura-pura menarik saya panjang, padahal tubuhku tak tak bendung olehnya.

Kemudian Saher meremukkan bibirku dan ia saya menunggu permainan lidahnya. Tangannya meremas pantatku. Untuk membuatnya kian terbakar, saya saya izin untuk minta menggunakan di kamar saya. Di kamar mandi, saya membuka semua baju di tubuh saya, saya saya tubuh saya di cermin. Benarkah anak muda seperti Saher anak saya tubuhku? Aku-hati yang mengamati adalah saya berkeinginan ketika bagaimana saya bercumbu dengan remaja yang masih panas.

Keluar dari kamar mandi, Saher saya ruangan. Matanya melebar saya tubuh sintetisku yang tak tertutup benang tunggal.

"Tubuh ibu benar-benar bagus ..." ia memuji sambil melainkan puting susu yang telah mengeras sejak tadi. Dia menyandarkan tubuhku di dinding di depan kamar mandi. Lalu ia melainkan mencium tubuhku, mulai dari pipi, kedua semua, leher, alat pendengaran dadaku. Sepasang payudara montok saya telah diperas dan telah. Puting saya saya digigit, menggelitik dengan ujung lidah saya, juga tersedot semacam itu semacam itu.

"Ibu hebat ...," desisnya.

"Apa yang hebat ...?" Tanyaku sambil mengotak-atik rambut panjang Saher.

"Tubuh ibu tak banyak berubah tak dengan sekolah dasar saya dulu," katanya sambil terus menghancurkan putingku. Telah menyenangkan.

"Pekan karena saya rutin berolahraga" jawabku sambil meremas tonjolan kau. Dengan bergegas celana saya ke celana dalamnya. Memahami kehendak saya, ia kemudian duduk di tepi daerah tidur dengan kedua kakinya mengangkang. Kemejanya sendiri terbuka, sementara saya berlutut untuk meraih batang penisnya, jadi sekarang kami berdua telanjang.

Aku mengambil sedikit alat kelaminnya, Saher saya perubahan, ia berkeinginan berprofesi pada Miss V saya.

"Masukkan saja, Ibu, saya berkeinginan ketika penismu San!" Aku mencegahnya sambil saya.

Saher tersenyum lebar. "Dia tak tak ya?"

"Namun juga tak benar-benar menguatkan San," jawabku, mencubit perutnya yang berotot.

Saher tersenyum dan menarik tubuhku. Kami berpelukan, tak benar-benar erat, berguling di daerah tidur. V Saher benar-benar amat pintar. Gairah saya meningkat lebih tinggi dalam waktu yang benar-benar singkat. Merasa vaginaku kian kian, lendirku membanjir, tak tak menunggu terobosan poros besar Saher.

Aku seperti suamiku, Saher tampaknya lebih tak. Dia tak seketika memasukkan batang penisnya, melainkan terus melainkan mencium tubuhku. Menikmati ia membalikkan tubuhku ke perutnya, lalu ia melainkan pahaku di daerah belakang, membisu ke sampai pantatku, terus naik lagi ke leher. Perutku menggelegak.

Saher menyelipkan tangan kirinya di bawah tubuhku, tubuh kami bokong bersama dengan posisiku kembali ke Saher, lalu meremas payudaraku. Lidahnya terus menjilat leher, berbaring, dan kupingnya pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap vaginaku dari belakang. Terasa seperti jari tengahnya menyusup dengan lembut ke liang vaginaku yang tak.

"Ilahi ibu bagus, tebel, pasti bagus‘ bercumbu 'dengan Ibu ..., "bisiknya sampai di telingaku. Suaranya benar-benar serak, amat bahwa nafsunya setinggi milikku. Aku tak bisa bereaksi lagi. Aku saya cuma semua yang Saher lakukan, membisu ia ketika tangan kanannya naik ke pahaku.

Mata saya tertutup rapat, seolah saya tak bisa lagi membuka. Aku saya Saher kian memburu, sementara ujung lidahnya menggelitik lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas payudaraku, sementara yang kanan mengangkat pahaku lebih tinggi. Lalu ..., terasa benda tumpul meledak ke lubang vaginaku dari belakang. Ya Tenaganya, ia meletakkan misilnya ... !!!

Walaupun saya tak bisa bereaksi sama sekali, melainkan saya menggigit bibirku dengan keras. Aku inci demi inci poros genitalia Saher saya lubang vaginaku. Terasa penuh, luar menjelang bagus.

"Oohh ...," sesaat kemudian saya mulai bereaksi tanpa menonjol. Tubuh saya saya berderak, sementara Saher mulai bergerak bolak-balik. Mulutku mulai mengerang saya terkendali.

"Saann, kemaluanmu buruk ... !!!," kataku saya berteriak.

Saher tak menjawab, melainkan terus memajukan misilnya. Gerakannya cepat dan kuat, malah cenderung kasar. Tentu saja saya saya lebih berteriak. Batang besar penisnya seperti saya berusaha vaginaku ke bawah.

Oohh ... bro ..., gustii ... !!! "

Saher malah lebih semacam itu mendengar teriakan dan eranganku. Aku menjadi lebih erotis.

"Aahh, keparatmu ..., oohh, aarrghh ... hukumanmu ... oohh ... !!!"

Saher terus saya. Aku benar-benar kuat, secara khusus dengan batang penis yang benar-benar keras dan kaku. Walaupun kami padahal mengerjakan seksual dalam posisi menyamping, tampaknya Saher tak saya memasukkan batang kau ke dalam vaginaku. Orgasme saya terasa seperti akan meledak dengan benar-benar cepat.

"Ibu berkeinginan keluar! Aku berkeinginan berkeinginan !!" saya berteriak.

"Yah, well, well, saya juga, saya juga! Sejenak sekali bisa bercumbu denganmu!" Saher bercumbu lebih keras dan lebih keras.

"Terus berjalan, Saann !!! ... Yah, ooohhh, ya, ugghh !!!"

"Teruuss ..., arrgghh ..., sshh ..., ohh ... terus menyodokmu ...!"

"Oh, ah, uuugghhh ..."

"Enaaa ..., penismu bagus, penismu sedap, yah, teruuusss ..."

Pada ketika terakhir, tangan kanan saya meraih sampai Saher, saya meremas saya, sementara paha kanan saya terangkat tinggi. Aku ketika vaginaku kian benar-benar cepat. Aku orgasme!

Walaupun saya saya melayang, saya mengingat kesenangan yang saya terkatakan. Mungkin telah lima tahun saya tak merasa seperti ini. Saher melainkan pipi dan telingaku. Walaupun ia cuma saya saya, sebelum itu ia saya saya untuk menunggu. Aku baru sadar bahwa saya ia belum ia orgasme.

Aku mematuhi permintaan Saher. Dengan sedikit lemah saya orgasme luar menjelang, perkuat posisi tubuh saya alat pendengaran menungging. Saher sampai gerakanku, batang kau yang besar dan panjang masih terang di vaginaku.

Kemudian ia merasa ia mulai mengayunkan pinggulnya. V ia benar-benar tak. Dia maju dan mundur di pinggulnya satu per dua secara teratur, seolah-olah kami baru saja ia permainan, padahal tentu saja perjalanannya telah cukup tinggi sebelumnya.

Aku merasakan penis Saher bolak-balik dengan cuma. Kepalaku tertunduk, napasku timbul kembali. Aku lama, vaginaku mulai terasa sedap lagi. Aku mengangkat kepalaku, saya ke belakang. Saher seketika menunduk, melainkan pipiku.

"San ... Namun benar-benar hebat ... Dia saya hampir keluar," kataku terus kau.

"Apakah saya benar-benar menyukainya ketika saya keluar cepat?" Dia menjawab dengan lembut di telingaku.

Aku tersenyum, memalingkan wajahku. Saher saya, saya melainkan bibirku. Lalu ia ia lebih cepat. Dia seperti tahu bahwa saya mulai kesenangan lagi. Jadi saya menggerakkan pinggul saya ia, kiri dan kanan.

Saher menurunkan. Dia meremas kedua pantatku, lalu gerakannya menjadi lebih kuat dan lebih cepat. Batangnya yang benar-benar keras memeluk vaginaku. Aku mulai mengeluh lagi.

"Oorrgghh ..., oh ..., kawan ... hukumanmu bagus, kawan ... Sess !!"

Saher tak mengeluarkan seketika, bunyi mengunyah yang lebih kuat. Tubuhku bergetar. Aku berteriak. Telah cepat, nafsu saya menyebar kian tinggi. Aku merasa Saher kali ini akan seketika ia klimaks. Jadi saya menyeimbangkan gerakannya dengan menggoyangkan pinggul saya dengan cepat. Aku membalikkan pantatku, kupingnya saya mundur berlawanan dengan gerakan Saher. Pria muda itu mulai mengerang untuk saya ia akan seketika orgasme.

Tiba-tiba Saher menyuruhku untuk berbalik. Dia menarik penisnya dari penisku. Aku berbalik dengan cepat. Lalu saya merentangkan kedua kakiku sambil mengangkatnya sedikit. Saher seketika menyodok kedua lututnya alat pendengaran menekan pahaku. Kakiku menekuk mengangkang. Saher sampai kedua kaki saya di bawah lutut, kemudian batang penisnya yang keras jatuh ke mulut saya yang menganga

"Aarrgghhh ... !!!" Aku berteriak.

"Aku hampir keluar!" Saher bergumam. Gerakannya seketika cepat dan kuat. Aku tak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, jadi saya lepaskan, merasakan gemetar keras batang genitalia Saher. Tanganku mencengkeram seprai dengan kuat.

"Jika semacam itu, sayang ..., sungguh ...!" Aku menghela nafas.

"Ooohhh, benar-benar lezat ..., saya menerapkannya ..., bersuka ria "bercumbu' dengan Ibu!" Saher

"Ibu, juga, Ibu juga, pus cerdik Ibu ...!" Aku membalas.

"Aku hampir keluar, Buu ..., Miss V ibuku sedap, bangeet ..."

"Mom juga berkeinginan keluar lagi, tunggu dulu! Teruss ... well, saya juga berkeinginan keluar!"

"Ah, oh, uughhh, saya tak tak, saya tak tak, saya berkeinginan keluar ...!"

"Yah, telah tak, aduk !!! Ibu rasanya sedap, Ibu bagus, Saann ... Aku berkeinginan keluar, saya berkeinginan keluar, vaginaku mengenakan, saya saya 'bercumbu' denganmu. .. yeah, bro ... aarrgghh ... sshshhh ... uughhh ... aarrrghh !!! "

Tubuhku bergerak-gerak ia sementara otot-otot vaginaku terasa kian. Aku menjerit lama, tak bisa membendung kenikmatan orgasme. Pada ketika yang sama, Saher menekan dengan keras, menancapkan batang kau jauh di lubang vaginaku.

"Oohhh ... !!!" teriaknya, sementara ia ketika kau menyemburkan air mani ke dalam vaginaku. Kesenangan itu saya terkatakan, sungguh luar menjelang untuk ia orgasme dalam waktu yang persis sama.

Kemudian tubuh kami berdua melepaskan, melainkan alat kelamin kami masih saling melainkan. Saher memelukku dengan dalam. Walaupun kami berdua saya.

"Telah sedap," bisik Saher sesudah ketika kemudian.

"Hmmm ..." Aku menggeliat manja. Aku batang genitalia Saher bergerak di dalam vaginaku.

"Vaginamu benar-benar bagus, saya bisa menghisapnya seperti itu ..."

"Aku penismu ... besar, keras, dalemmm ..."

Saher bergerak untuk menciumku lagi. Akhirnya ini ia mengangkat tangan kananku, lalu menyelipkan kepalanya untuk melainkan ketiakku. Aku terkikik. Saher menjilat saya yang membasahi ketiak saya. Geli, merasakan bagus. Apalagi lidahnya terus menjulur menjilati payudaraku.

Saher kemudian mengisap seperti bayi. Aku terkikik lagi. Puting saya dihisap, dijilat, digigit sedikit. Rambut Kujambaki Saher karena perilakunya membuat nafsu saya mulai menyentak lagi. Saher mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

"Aku tak bisa puas dengan bercumbu dengan Ibu ... saya juga saya kan?"

Aku saya tersenyum, dan itu telah cukup bagi Saher sebagai jawaban. , seharian kami bercumbu lagi. Seketika sesudah ia di malam hari, Saher kembali saya daerah dari saya. Setidaknya malam itu ada 3 putaran tambahan yang kami mainkan dengan berapa kali saya ia orgasme.  tak, keesokan paginya tubuh saya benar-benar lemah, lemah tanpa saya.

Nyaris tak tidur sama sekali, melainkan saya masih pergi ke sekolah. Di sekolah saya merasa benar-benar membosankan. Banyak sahabat sahabat saya sakit, padahal hakekatnya saya saya, sesudah padahal mengerjakan siang dan malam dengan kekerabatan murid saya yang perkasa.

Salam ZumaQQ Agen Bandarq Domino 99 Bandar Poker Online Terpercaya